Minggu, 08 November 2015

GERD
Refluks gastroesofageal sebenarnya merupakan proses fisiologis normal yang banyak dialami orang sehat, terutama sesudah makan. PRGE atau Penyakit refluks gastroesofageal (gastro-esophageal reflux disease/GERD) adalah kondisi patologis dimana sejumlah isi lambung berbalik (refluks) ke esofagus melebihi jumlah normal, dan menimbulkan berbagai keluhan. Refluks ini ternyata juga menimbulkan symptoms ekstraesofageal, disamping penyulit intraesofageal seperti striktur, Barrett's esophagus atau bahkan adenokarsinoma esophagus. PRGE dan sindroma dispepsia mempunyai prevalensi yang sama tinggi, dan seringkali muncul dengan simptom yang tumpang tindih sehingga menyulitkan diagnosis. Para ahli sepakat memisahkan dispepsia tipe refluks dari dispepsia dan menjadikan penyakit tersendiri bernama penyakit refluks gastroesofageal (Suzanna, 2014 paragraf ke satu).

Prevalensi PRGE di Asia, termasuk Indonesia, relatif rendah dibanding negara maju. Di Amerika, hampir 7% populasi mempunyai keluhan heartburn, dan 20%-40% diantaranya diperkirakan menderita PRGE. Prevalensi esofagitis di negara barat berkisar antara 10%-20%, sedangkan di Asia hanya 3%-5% pertahun, terkecuali Jepang dan Taiwan yang mencapai 13-15% kasus pertahun. Tidak ada predileksi gender pada PRGE, laki-laki dan perempuan mempunyai risiko yang sama, namun insidens esofagitis pada laki-laki lebih tinggi (2:1-3:1), begitu pula Barrett's esophagitis lebih banyak dijumpai pada laki-laki (10:1). PRGE dapat terjadi di segala usia, namun prevalensinya meningkat pada usia diatas 40 tahun (Suzanna, 2014 parageraf ke dua)

 DEFINISI


Gastroesofageal refluks disease adalah suatu keadaan dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga menyebabkan regusgitasi isi lambung ke dalam esofagus, makanan yang kembali dari lambung ke esofagus tersebut mungkin masuk kembali ke dalam lambung atau dikeluarkan melalui mulut menyerupai muntah (Suraatmaja, 2010: 229 ).

Gastroesofageal refluk desiase adalah kembalinya isi lambung ke esofagus atau lebih proksimal. Isi lambung tersebut bisa berupa asam lambung, udara, maupun makanan (Muttaqin & Sari, 2011: 285).

Gastroesofagus refluks disease (GERD) adalah aliran balik isi lambung ke esophagus atau kondisi kronis dengan eksaserbasi sering yang mungkin mengakibatkan morbiditas yang signifikan sepanjang waktu jika tidak diatasi dengan tepat (Black & Hawks, 2014: 81).

ETIOLOGI 


Black & Hawks (2014: 81) mengungkapkan bahwa penyebab GERD sampai saat ini tidaklah jelas. Material refluks menyebabkan mekanisme pertahanan mukosa esophagus natural menjadi dipenuhi oleh paparan asam klorida, enzim pankreatis, dan pepsin. Jika LES (Lower Esophageal Sphincter) dipengaruhi oleh obat-obatan, hernia hiatus atau tekanan abdomen (karena kehamilan atau obesitas), maka paparan material refluks mungkin bertambah. Para peneliti juga telah menduga bahwa gangguan motilitas seperti relaksasi LES yang tidak tepat dan tertundanya pengosongan lambung adalah penyebabnya. 

Relaksasi LES dirangsang oleh penelanan ketika berfungsi dengan normal. Relaksasi LES dipengaruhi oleh fungsi batang otak yang diperantarai oleh nervus vagus. Dengan adanya GERD, gerakan peristaltik LES menghilang sedikit demi sedikit, sehingga menghilangkan penghalang untuk refluks. Pencetus umumnya terjadi relaksasi LES adalah konsumsi makanan seperti kaferin, alkohol, pepermin, makanan pedas atau makanan yang digoreng, coklelat dan tomat. Obat yang mempengaruhi fungsi LES meliputi antikolenergik, beta bloker, estrogen, progesterone, penghambat kanal kalsium dan nitrat. 

Faktor resiko GERD lainnya termasuk gaya hidup seperti alkoholisme, merokok, diet tinggi lemak dan obesitas juga kehamilan dan berbaring dengan posisi terlentang ketika lambung penuh. Penyebab tertundanya motilitas lambuang adalah gangguan endokrin (diabetes mellitus, hipotiroidesme) sementara gangguan autoimun (skleroderma dan gangguan neuromuscular (sclerosis multiple, penyakit Parkinson) berhubungan dengan dismotilitas esophagus. Usia dan jenis kelamin adalah variabel penting karena orang tua dan laki-laki memiliki 3 sampai 5 kali resiko lebih besar berkembangnya esophagus barret dan adenokarsinoma esophagus (Black & Hawks, 2014: 81).

Related Posts:

  • APA ITU BRONKITIS? BRONKITIS Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Berbagai transisi yang ada, baik transisi demogra… Read More
  • Apa itu Gastroesofageal refluks disease/Gerd? GERD Refluks gastroesofageal sebenarnya merupakan proses fisiologis normal yang banyak dialami orang sehat, terutama sesudah makan. PRGE atau Penyakit refluks gastroesofageal (gastro-esophageal reflux disease/GERD) adalah … Read More
  • APA ITU PERITONITIS PERITONITIS=== Penyakit infeksi sampai saat ini masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi yang sang… Read More
  • APA ITU TB PARU? TB PARU Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara yang dihirup ke dalam paru, kemudi… Read More
  • APA ITU HERNIA HERNIA Hernia merupakan tonjolan yang keluar dari organ atau jaringan lain akibat adanya bukaan yang tak normal didalam tubuh. Kebanyakan hernia terjadi ketika ada … Read More

0 komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK By. Ludiana, M.Kes

LINK-KES

Sample Text

Blog Archive

Informasi Terkini

RADIO RODJA

Radio Sunnah


Text Widget